Lebaran 1436H
Alhamdulillah...kita telah melaksanakan ibadah shaum di bulan Ramadhan kemarin, dan sudah merayakan lebaran pada Jum'at 17 Juli 2015 lalu. Tak terasa sudah satu bulan berlalu Ramadhan meninggalkan kita, namun kenangan selama bulan Ramadhan tahun ini masih sangat melekat di hati.
Bagaimana tidak, bagi saya lebaran tahun ini lebih baik dari tahun-tahun sebelumnya. Alhamdulillah, memang seperti itu yang saya harapkan. Menjadikan lebaran disetiap tahunnya menjadi lebih baik dari tahun yang lalu.
Banyak hal yang membuat Ramadhan 1436H terasa begitu mengesankan, bukan hanya untuk saya pribadi, namun juga kedua orang tua saya. Ya, saya beserta ayah dan ibu saya menjalani Ramadhan dengan penuh khidmat, kami begitu memanfaatkan betul hari demi hari yang sangat mulia ini.
Di awal Ramadhan, kami dikunjungi oleh sanak saudara kami, yang jauh-jauh datang dari Purworejo, Jawa Tengah, cukup lama paman dan sepupu saya menginap di rumah kami di Bogor. Kami melepas rindu dengan saling bertukar kabar dan cerita. Momen puasa kali ini juga dirasakan berbeda olehnya, karena selama tinggal di Bogor (sekitar 2 minggu), paman dan sepupuku turut merasakan sahur dan buka puasa bersama, tentunya dengan menu hidangan sahur dan berbuka khas kami. Kebersamaan ini begitu jarang terjadi, mengingat jarak yang cukup jauh, sehingga kami jarang bertemu. Dan seperti inilah kebersamaan yang terjadi ketika kami sudah berkumpul di meja favorit..
Selama bulan Ramadhan, saya benar-benar merasa bersyukur. Tak henti-hentinya rasa syukur ini atas segala nikmat dan berkah dari Allah SWT. Bagaimana tidak? di Ramadhan tahun ini saya sudah kembali bekerja, Alhamdulillah akhirnya target saya tercapai, saya bisa kembali bekerja untuk membantu meringankan beban kedua orang tua saya.
Saya sangat bersyukur, saya dapat menjalani hari-hari di bulan suci dengan penuh makna, menahan nafsu dan amarah, serta mendidik pribadi saya menjadi lebih sabar dan ikhlas. Tahun ini saya merasa lebih baik karena saya mampu benar-benar merasakan bagaimana menjadi mereka yang setiap harinya harus menahan lapar dan dahaga karena tak cukup materi untuk membelinya.
Beberapa kali saya bertemu dengan orang yang usianya sangat jauh lebih tua dari saya, mungkin seusia kakek saya, karena wajah dan fisiknya pun terlihat tak lagi muda. Namun yang membuat saya terharu adalah semangat mereka dalam mencari rezeki yang halal.
Saya menemukan kakek-kakek yang masih berjualan gorengan hingga matahari hampir tak terlihat sinarnya. Pernah juga saya berpapasan kakek-kakek penjual koran di dekat stasiun, beliau menggendong korannya yang masih sangat banyak itu, tanpa meminta-minta. Saya melihat seorang nenek berjualan candil (makanan tradisional yang terbuat dari tepung beras), beliau berjualan dengan gerobaknya di pinggir jalan, terkadang hingga malam.
Hal-hal seperti inilah yang membuat saya terharu, saya telah diberikan pekerjaan yang baik, yang sesuai dengan bidang saya. Saya tak boleh menyerah, tak boleh malas, tak boleh menyia-nyiakannya, karena diluar sana masih banyak sekali orang yang terus berjuang untuk mampu mencukupi kebutuhannya serta keluarganya.
Saya menemukan kakek-kakek yang masih berjualan gorengan hingga matahari hampir tak terlihat sinarnya. Pernah juga saya berpapasan kakek-kakek penjual koran di dekat stasiun, beliau menggendong korannya yang masih sangat banyak itu, tanpa meminta-minta. Saya melihat seorang nenek berjualan candil (makanan tradisional yang terbuat dari tepung beras), beliau berjualan dengan gerobaknya di pinggir jalan, terkadang hingga malam.
Hal-hal seperti inilah yang membuat saya terharu, saya telah diberikan pekerjaan yang baik, yang sesuai dengan bidang saya. Saya tak boleh menyerah, tak boleh malas, tak boleh menyia-nyiakannya, karena diluar sana masih banyak sekali orang yang terus berjuang untuk mampu mencukupi kebutuhannya serta keluarganya.
Tak hanya itu, menurut saya Ramadhan kali ini terasa lebih baik, karena waktu kebersamaan saya dan keluarga terasa semakin banyak dan bermakna. Tahun ini saya benar-benar merasakan nikmatnya quality time bersama keluarga. Karena di tahun lalu, saya masih menempuh pendidikan sehingga harus berjauhan dengan kedua orang tua.
Di akhir Ramadhan, hal yang paling membuat saya merasa tahun ini lebih baik adalah ketika saya menerima rezeki dan saya mampu membelikannya untuk kedua orang tua saya, terutama ayah saya, yang sejak lebaran tahun lalu ingin sekali memiliki baju koko panjang (model Koko Pakistan). Terasa lebih bermakna saat saya masih berkeliling menyusuri toko demi toko mencarikan baju koko terbaik untuk ayah tercinta, dan setelah dapat, ternyata pas dan sangat cocok sekali untuk beliau, dan Alhamdulillah senang sekali melihat ekspresi ayah saya.
Satu hal lagi yang membuat saya sangat bahagia di lebaran tahun ini. Alhamdulillah Allah menitipkan kembali 4 ekor anak kucing kepada saya dan keluarga, yang totalnya genap menjadi 10 ekor. Banyak sekali ya? dan yang paling menggembirakan adalah, 4 ekor bayi kucing ini lahir pada malam takbiran. Sungguh meramaikan suasana rumah kami. Karena bagi saya dan orangtua, kucing sudah seperti keluarga sendiri, kami saling mengerti meski hanya melalui insting. Semoga amanah ini dapat kami jaga dengan baik.
Amanah banyak kucing dari Allah SWT |
Saat malam takbir tiba, Alhamdulillah tahun ini kami dapat merayakan malam takbiran bersama, meski hanya dirumah. Kami memang lebih suka dirumah, tidak bepergian ke kota, karena berkumpul mendengarkan gema takbir yang dilantunkan dari masjid dekat rumah kami, seraya mempersiapkan hidangan khas untuk hari raya, yaitu ketupat, opor dan sambal godog terasa lebih mengasyikkan. Masya Allah, nikmatnya melakukan ini semua bersama-sama, terasa benar-benar indah dan tak akan mungkin terlupakan.
Masak ketupak, tradisi lebaran |
Tak terasa pagi telah menjelang, kami bergegas bersiap-siap menuju masjid untuk ibadah Shalat Sunnah Idul Fitri. Kue-kue dan hidangan telah tersaji di meja, siap menyambut siapapun yang berkunjung ke rumah. Alhamdulillah, tahun ini semakin banyak yang berkunjung ke rumah, bersilaturahim merekatkan hubungan kekeluargaan.
Sanak saudara dan kerabat berdatangan, saling memohon maaf atas segala kesalahan dan kekhilafan. Masya Allah, ini adalah momen paling mengharukan saat kami saling meminta maaf. Tercurah segala rasa dalam air mata ini, mengingat begitu banyak dosa dan salah yang telah diperbuat. Semoga di hari raya Idul Fitri ini kita semua dikembalikan dalam keadaan yang suci, mendapatkan segala pahala dari semua hal baik yang kita lakukan selama bulan Ramadhan.
Lebaran kali ini lebih baik, bukan karena kue yang disajikan lebih beragam, bukan karena hidangan yang dimasak lebih banyak. Namun karena lebaran tahun ini Allah SWT mendekatkan saya dan kedua orang tua menjadi keluarga yang lebih dekat, mempertemukan yang sudah lama tak dapat berjumpa, memampukan kami untuk dapat membantu mereka yang membutuhkan, menguji kami untuk menjadi hambaNya yang lebih baik, mengajarkan kami tentang sabar dan ikhlas, serta mengizinkan kami untuk bertemu kembali dengan bulan Ramadhan dan hari raya Idul Fitri 1436H yang sangat indah.
Lebaran kali ini lebih baik, bukan karena kue yang disajikan lebih beragam, bukan karena hidangan yang dimasak lebih banyak. Namun karena lebaran tahun ini Allah SWT mendekatkan saya dan kedua orang tua menjadi keluarga yang lebih dekat, mempertemukan yang sudah lama tak dapat berjumpa, memampukan kami untuk dapat membantu mereka yang membutuhkan, menguji kami untuk menjadi hambaNya yang lebih baik, mengajarkan kami tentang sabar dan ikhlas, serta mengizinkan kami untuk bertemu kembali dengan bulan Ramadhan dan hari raya Idul Fitri 1436H yang sangat indah.
Saya dan keluarga saya, lebaran 1436H |
* * *
Terima kasih telah mengikuti sharing lebaranku yang tahun ini terasa lebih baik dan bermakna. Artikel dan dokumentasi dalam tulisan ini merupakan karya asli penulis tanpa rekayasa. Semoga menginspirasi dan bermanfaat bagi blogger semua.
Komentar