Lebih baik BNI lebih baik



Ini adalah kisah tentang hijrah saya dari tabungan sebelumnya, ke tabungan yang kekinian, BNI. Ya Bank Tabungan Negara atau yang sering kita lihat dan sebut dengan BNI46 ini telah berhasil menggelitik hatiku untuk berpindah ke yang lebih baik.

Awalnya, saya menggunakan salah satu bank konvensional di Indonesia, sudah cukup lama, kira-kira sejak saya lulus SMA pada 2007, karena pada waktu itu, kartu mahasiswa saya bekerja sama dengan bank tersebut.

Meskipun pada saat saya melanjutkan kuliah S1, kampus saya bekerja sama dengan Bank BNI, sehingga pembayaran biaya semesterannya menggunakan rekening BNI.

Saya sama sekali belum tertarik untuk buka tabungan di BNI saat itu. Padahal, saya pernah ditawari pegawai BNI yang saat itu hadir dan open-stand di salah satu seminar yang diadakan Fakultas saya. Dengan baik dan sopan petugas BNI menyapa saya dan menawari buka tabungan, namun..

“maaf mbak, mungkin lain kali ya” jawab saya pada saat itu.

Satu hal yang membuat saya menolak pada saat itu, karena saya memang tidak ingin punya lebih dari satu tabungan, alasannya simple, saya nggak mau ribet dan saya kadang pelupa. Jadi daripada saya harus menghafal beberapa nomor pin ATM (anjungan tunai mandiri), lebih baik nggak deh.

Setelah beberapa lama menjalani kuliah disana, yang memang hanya ada ATM BNI di fakultas saya, saya mulai merasa sedikit kesulitan saat akan mengambil uang tunai untuk kebutuhan kuliah saya. Beberapa kali sempat pinjam teman yang sedang tarik tunai di BNI. Namun belum tergugah juga hati saya untuk bergabung bersama BNI.

Hingga pada suatu hari, saya harus melakukan konfirmasi rekening di bank saya yang sebelumnya. Entah saya dapat antrian nomor ke berapa dari berapa. Pada saat itu yang saya ingat hanya “saya menunggu lebih dari dua jam untuk bertemu customer service”. Wajar saja, saat itu nasabah penuh, sedangkan CS hanya ada dua. Saya masih ingat, saat itu siang hari sekitar jam 11.00, dan saya sampai tidak jadi berangkat ke kampus karena hingga jam 13.00 saya masih menunggu. 

Dari sinilah awal mula saya mulai terfikir untuk pindah rekening bank. Cukup lama saya berfikir, banyak bertanya pada teman-teman yang sudah bergabung bersama BNI, terutama soal “berapa nominal pertama yang harus disetorkan saat akan buka tabungan di BNI?” 

Terdengar terlalu materialistis kah?

Memang, karena pada saat itu saya masih menempuh pendidikan (anak kuliahan) yang sudah mengundurkan diri dari pekerjaan, jadi keuangannya pun terbatas. Disamping itu, saya juga mencari cabang BNI yang terdekat dari rumah saya, agar mudah diakses.

Setelah beberapa lama, akhirnya pada 10 Maret 2014 saya resmi menjadi nasabah BNI. Kesan pertama saya saat itu adalah:
  • Good service; customer service menjelaskan secara rinci tanpa tergesa-gesa, sehingga saya memahami betul dan saya mencatat poin-poin penting (agar tidak lupa),
  • Good queue; saya hanya datang, disambut oleh security dan mengambil nomor antrian, tak sampai 10 menit sudah duduk berhadapan dengan petugas CS, tanpa mengantri terlalu lama, dan
  • Good office; entah kenapa saya suka sekali dengan interior design bank BNI dimana pun, rapi, tempat duduknya banyak dan empuk, harum sekali ruangannya, dan baju seragamnya kece banget.
Buku Tabungan dan ATM

Hari demi hari saya bersama BNI, hingga saat ini belum pernah saya merasa dikecewakan, banyak hal yang membuat saya tidak menyesal pindah ke BNI, berikut ini kisahnya:

Kemudahan dalam kemudahan
Sekitar pertengahan tahun 2014, saya bersama teman-teman kampus saya berwisata ke salah satu tempat wisata terkenal yang menguji adrenalin di Jakarta Utara, hari itu kami sengaja tidak membawa uang tunai dalam jumlah cukup karena khawatir kecopetan di jalan.

Hingga setiba disana, kami harus mengambil uang tunai terlebih dahulu untuk bayar tiket masuk. Saat sedang bertanya pada petugas tentang lokasi ATM BNI terdekat, petugas tersebut mengatakan bahwa pembayaran loket bisa menggunakan debit BNI.

Tak jadi tarik tunai di BNI, kami langsung menuju loket, dan ternyata, selain bisa bayar dengan debit BNI, kami mendapatkan diskon 10-30% (lupa..hehe).

Wah ! senangnya dapet diskon  !!!



Bergaya sebelum masuk


Hampir saja ketiduran di BNI
Saat itu saya bersama teman saya sedang mengurus kartu alumni, yang memang bekerja sama dengan tabungan BNI, jadi bentuk kartu alumninya adalah ATM BNI. Saya bersama teman saya menuju kantor cabang BNI yang terdapat di kampus saya, saya menunggu di ruang tunggu, sementara teman saya naik ke lantai dua untuk menemui petugas BNI.

Cukup lama saya menunggu. Awalnya hanya duduk manis di sofa sambil lihat-lihat kearah luar dengan pemandangan danau yang tenang. Seingat saya, sofa disana berwarna putih, empuk, dan sangat nyaman, dengan posisi melingkar yang ditengahnya terdapat tanaman dalam pot besar yang dihiasi bebatuan kecil. Sesaat kemudian saya mulai mundur-mundur, lalu bersandar, hingga nyaris ketiduran saat teman saya menepuk saya “hei, malah tidur lu mah”.


Berpose di depan BNI yang terletak di kampus saya (model pria: Kautsar Rizky)


Mbak, tolong ATM saya tertelan !
Kira-kira bulan April atau Mei 2015, saya sedang bertransaksi di ATM BNI di kantor saya, yang terletak hanya beberapa langkah dari ruang kerja saya.Rencananya hendak tarik tunai. Namun setelah saya klik oke, ternyata mesin bekerja tetapi uang tak kunjung keluar. Cukup lama, ada sekitar lima menit.

Saya mulai bingung dan panik, saya ingin segera telepon ke 500046, namun saya tak mungkin meninggalkan ATM saya yang sedang aktif di dalam mesin ATM. Hingga kemudian ada rekan kerja saya yang lewat, dan ia bersedia menjaga kartu ATM saya sementara saya bergegas ke ruangan dan telepon 500046.

Beberapa menit kemudian, teman saya berteriak “ini kartunya keluar”, dan saya menyelesaikan pembicaraan dengan CS yang membantu saya. Setelah saya ambil kartu ATM saya, segera saya menuju bank BNI terdekat, yang memang ada di kantor saya juga, hanya berjarak ± 500m. Setelah menjelaskan apa yang terjadi pada CS disana, ATM BNI saya langsung dapat dipergunakan tanpa terpotong biaya apapun, syukurlah.



ATM BNI dekat ruang kerja saya di kantor

Internet banking, memang paling OK
Baru-baru ini, sekitar akhir bulan Juni 2015, saya menggunakan layanan internet banking yang ditawarkan bank BNI. Awalnya karena saya ingin memantau mutasi rekening tabungan saya, kemudian disarankan oleh teman saya untuk daftar internet banking. Luar biasa, layanan ini sangat memudahkan saya dalam mengontrol pemasukan dan pengeluran saya (dalam satu bulan).

Semua tertera jelas, mulai dari siapa pengirim, berapa jumlah nominalnya, dan waktunya. Layanan ini menggunakan keamanan dengan batas waktu lima menit, yang selanjutnya akan ter-logout sendiri apabila waktu yang diberikan telah habis. Kini saya bisa sesering mungkin mengecek tabungan saya dengan mudah, cukup buka smartphone, kemudian masuk ke website.


Layout internet banking BNI

BNI ada dimana-mana
Kini, sejak saya bergabung menjadi nasabah BNI, semua terasa lebih mudah. Satu hal yang pasti, ATM BNI itu banyak, gampang ditemukan dimana-mana. Kalau di jalan menemukan kotak putih dengan sinar lampu oranye dan biru, maka disitu berdiri mesin ATM BNI.



ATM BNI di salah satu stasiun di Jakarta Pusat
ATM BNI dan Bank BNI Cabang Pembantu di kantor saya
ATM BNI di Bogor, terdekat dari kediaman saya, paling sering saya kunjungi (model : penulis)

Terima kasih BNI, di usiamu yang menginjak 69 tahun, telah banyak berprestasi dan berbagi untuk negeri. Usia yang sangat mapan untuk mendedikasikan pelayanan terbaik bagi negeri.



selamat ulang tahun yang ke-69 BNI


sumber: https://www.google.co.id/search?q=bni+69+tahun&biw=1600&bih=799&source=lnms&tbm=isch&sa=X&sqi=2&ved=0CAYQ_AUoAWoVChMIms6lh-mExwIVwXKOCh3XNA9T#imgrc=R565GiU0uKBiEM%3A


Semoga semakin sukses dan jaya, serta terus memberikan inovasi pelayanan paripurna, berprestasi dan berbagi untuk negeri

Ayo ! semua sahabat blogger, bergabung bersama menjadi nasabah setia BNI, seperti saya, kunjungi Bank BNI terdekat kalian dan nikmati layanan paripurna.


*    *    *

terima kasih telah mengikuti sharing pengalamanku bersama Bank BNI

Mari  berteman dan menjadi lebih dekat dengan mengunjungi dan add vigoquinnballack.blogspot.com atau direct-chat melalui facebook atau twitter. Artikel ini adalah karya asli penulis, seluruh gambar tanpa sumber diambil dari dokumentasi pribadi.


Salam hangat,
-- DeviGo --


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Pizza Merakyat, the one and only Pizza in Purworejo

Sejarah Budaya Lomba 17-Agustus-an dan Pelestariannya Untuk Anak Generasi Pandemi

Pengalaman Pertama Masak Praktis Bersama Halofudi