Menabung? Bisa kok !!


Bang bing bung, yok.. kita nabung..


Masih ingat dengan lagu masa kecil itu?

Dulu, saat kecil, rasanya sulit sekali menabung. Uang jajan selalu habis, bahkan saya masih minta "uang jajan" setelah pulang sekolah, untuk bisa jajan dirumah. Kenapa bisa seperti itu ya? padahal kalau saya fikir, masa kecil itu paling enak, tidak banyak beban dan tuntutan. Cukup minta sama orang tua saja kan?

Tapi tidak saat kita beranjak dewasa. Kebutuhan semakin meningkat sedangkan nilai tukar uang juga semakin tinggi. Tahun 2015 ini uang seribu sudah sulit dihargai lagi, meskipun pepatah mengatakan "tidak akan genap satu juta jika kurang seribu rupiah". Itu benar, oleh sebab itu kita harus membiasakan diri untuk memiliki tabungan, menabung tak perlu banyak, karena sedikit akan menjadi bukit.

Apa sih itu menabung?
Menurut saya, menabung adalah menyisihkan sebagian harta (uang) yang kita miliki, yang disimpan di tabungan, baik bank pemerintah, swasta, bahkan piggy-bank, sering kita sebut dengan celengan.

Kenapa kita harus menabung?
Karena masa depan itu masih dalam harapan, lebih tepatnya seperti inilah alasan mengapa kita harus menabung:
ü Jaminan di hari tua
ü Memenuhi kebutuhan mendesak (sakit maupun kebutuhan tak terduga)
ü    Ingin membeli suatu barang (biasanya harganya cukup mahal)
ü    Mengajarkan kita untuk hidup hemat

Nah, saya ada tips menabung yang bisa diaplikasikan teman-teman bloggerTips ini sudah diaplikasikan dan ternyata saya bisa, teman-teman pun pasti bisa, mau tahu? let's check it out.

sumber: http://cinta-ummi91.blogspot.com/


Tujuh Tips Menabung ala DeviGo


Pastikan penghasilan yang diterima setiap bulan

Biasanya terjadi pada pribadi yang sudah bekerja, kita akan tahu berapa penghasilan pasti setiap bulannya. Setidaknya tahu kira-kira yang akan diterima per bulan berapa, karena beberapa perusahaan ada yang menerapkan sistem potong gaji atau uang transport jika karyawannya tidak masuk kerja. Intinya kita harus mengetahui berapa take home pay yang kita dapatkan setiap bulannya.

Misal saja Rp. 3.000.000-, per bulan (ini misalnya lho, bukan fakta).


Sisihkan 2,5% untuk amal

Saya membiasakan menyisihkan 2,5% dari penghasilan saya untuk disedekahkan ke orang-orang yang lebih membutuhkan. 

Kenapa sampai 2,5% saja harus disisihkan? di planning bahkan?
Karena kita manusia, sifatnya pelupa, kemudian kita tidak tahu apakah sedekah yang kita keluarkan sudah mencukupi? Sebetulnya saya melakukan ini, agar memudahkan saya dalam memberikan sebagian rejeki saya bagi mereka yang lebih membutuhkan. Ini terlihat sepele, namun pada kenyataannya gampang-gampang susah lho teman-teman. Kita cenderung lebih mudah membelanjakan uang kita untuk membeli barang yang cukup mahal, dibandingkan dengan memberikan sedikit rejeki kita bagi mereka yang membutuhkan.

Jadi, 2,5% dari Rp. 3.000.000 = Rp. 75.000 

Nah, sebenarnya tidak begitu besar kan? untuk itu, seberapapun penghasilan kita, jangan lupa berbagi ya teman. J


Kelompokkan uang untuk kebutuhan satu bulan

Terkesan berlebihan nggak sih? bahkan sampai uang untuk sebulan pun dikelompokkan? ah, tapi ini bisa mengingatkan kita tentang "udah seberapa banyak yang kita keluarkan tanpa kita sadari", dengan kata lain ini semacam private bank warning

Contohnya pada diri saya, kebutuhan saya selama sebulan sebagai berikut:
- transport angkutan umum                                             Rp.   220.000-,
- transport kereta jabodetabek                                        Rp.   200.000-,
- biaya kursus bahasa Inggris                                           Rp.   250.000-,
- transport ke tempat kursus                                            Rp.     60.000-,
- biaya belanja kebutuhan bulanan                                Rp.   200.000-,
- sedekah 2,5%                                                                        Rp.      75.000-,
- biaya makan kucing peliharaan                                     Rp.     70.000-,
- pulsa dan internet                                                              Rp.     75.000-,
- biaya kebutuhan darurat                                                 Rp.   200.000-,

Total ------------------------------------------------------Rp. 1.350.000-,  


Kesimpulannya, saya akan bisa menabung Rp. 1.650.000-, setiap bulannya, tanpa khawatir akan ada pengeluaran tambahan. Kenapa? karena pengeluaran tambahan sudah dialokasikan kedalam belanja bulanan dan kebutuhan darurat. Kecuali kalau memang ada kebutuhan mendesak yang nominalnya melebihi anggaran yang kita estimasikan.

Saya termasuk salah satu orang yang tidak menerapkan penyisihan sekian persen sekian persen untuk masing-masing kebutuhan. Kenapa? karena menurut saya lebih baik pakai logika saja, hitung kebutuhan bulanan dengan estimasi harian kita. Lebih tepat dan efektif. Hasilnya? tabungan bertambah, kebutuhan pun tetap tercukupi.


Jauhi kartu ATM

Saya tidak sering menggunakan kartu ATM sebagai alat transaksi. Kartu ini hanya saya pergunakan saat gajian tiba. Ya, saya akan tarik tunai sejumlah yang saya butuhkan per bulan, dan tidak gesek-gesek lagi kecuali benar-benar ada kebutuhan darurat yang mewajibkan saya ambil dari ATM, atau transfer via ATM.

Ini sudah saya lakukan sejak lama, dan ternyata ini berhasil mengajak kita untuk bisa berhemat juga lho. Patut di coba yaa..


Selektif dalam berbelanja
     
Lebih tepatnya, jangan membeli barang hanya untuk memenuhi nafsu konsumtif saja. Belilah barang yang memang benar-benar akan kita butuhkan. Jangan mudah tergiur dengan bentuk dan warna. Ini bisa menghemat pengeluaranmu hingga 100-200 ribu lho, kan lumayan kalau di tabung.


Ingat bagaimana sulitnya mencari uang

Yang sudah bekerja pasti paham betul bagaimana sulitnya mencari nafkah. Tidak perlu melihat mencari nafkah untuk keluarga, untuk diri sendiri saja dulu. Tak dipungkiri, penghasilan yang kita dapatkan itu dicapai dengan usaha yang tak mudah juga. 

Diawali dengan bangun pagi, berangkat dengan muka bantal, kejebak macet di jalan, atau sering merasakan gangguan KRL (bagi pengguna KRL seperti saya), belum lagi di kantor ada trouble dengan atasan atau rekan kerja, pulang malam,  yang pada akhirnya mengurangi waktu berkumpul bersama keluarga dan istirahat.


Ingat tujuan menabung

Ini penting, karena setiap melakukan sesuatu itu sebenarnya harus memiliki tujuan. Tentunya tujuan yang baik. Tujuan saya menabung adalah :

Tujuan jangka pendek..
saya ingin menikah dengan tanpa menggunakan uang dari orang tua saya

Tujuan jangka panjang....
C Memberangkatkan umroh kedua orang tua, serta umroh bareng suami
C Persiapan memiliki dan mendidik anak
C Jaminan hari tua saya dan keluarga saya


Mengingat tujuan saya menabung membuat saya mampu menahan diri untuk tidak berfoya-foya dalam menggunakan penghasilan. Dengan ketujuh cara ini, saya tetap mampu menikmati kehidupan saya sebagai wanita dewasa muda, namun tetap memiliki tabungan untuk mencapai tujuan saya menabung.

Keinginan saya begitu besar sehingga kemampuan saya menabung juga sebanding dengan harapan saya. Saya yakin, dengan menabung, akan bisa mencapai apa yang diinginkan. Menabung itu mudah, asal tidak dilakukan dengan paksaan.

Mari kita menabung, untuk masa depan yang lebih baik. Berdayakan masa mudamu untuk menabung dan berinvestasi, nikmati masa tuamu bersama yang tercinta.

Tulisan ini diikutsertakan dalam Lomba Blog Share Tips Menabungmu bersama Blog Emak Gaoel dan cermati.com , seperti banner di bawah ini:




Selamat menabung, salam hangat penulis
DeviGo

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Pizza Merakyat, the one and only Pizza in Purworejo

Sejarah Budaya Lomba 17-Agustus-an dan Pelestariannya Untuk Anak Generasi Pandemi

Pengalaman Pertama Masak Praktis Bersama Halofudi