Postingan

Sejarah Budaya Lomba 17-Agustus-an dan Pelestariannya Untuk Anak Generasi Pandemi

Gambar
  Indonesia bikin bangga, alamnya indah mahsyur permai seantero negeri. Indonesia selalu bikin bangga, budayanya lestari tak lekang oleh jaman. Indonesia membanggakan kami semua, apapun ciri khasnya selalu menjadi kenangan. Temasuk salah satunya kegiatan yang selalu hadir saat Hari Kemerdekaan Republik Indonesia, tak lain adalah lomba Tujuh-Belasan yang biasa diikuti oleh anak-anak, remaja, hingga dewasa. Perlombaan yang penuh dengan sejarah dan makna. Kalau diingat rasanya belum pernah absen ikut lomba Tujuh-Belasan sampai akhirnya pandemi tiba. Mengubah segalanya hanya dalam hitungan jari. Tepatnya selama satu setengah tahun pandemi merebak di seluruh dunia khususnya Indonesia, lomba 17 Agustus jadi ditiadakan di lingkungan rumah. Sedih dan sepi, itu yang pertama kali aku rasakan, terlebih anakku kini mulai menginjak usia yang sadar akan meriahnya festival tahunan ini. Sudah satu setengah bulan pemerintah memberlakukan pembatasan kegiatan masyarkakat (PPKM) untuk wilayah Jawa-Bali, b

Stimulasi Anak Mengenal Huruf Di Masa Pandemi

Gambar
  Sejak menjadi orang tua, aku merasa semuanya serba mudah. Mudah tersulut emosi, dikit-dikit marah. Mudah moody , lihat suami pulang telat dan nggak sempat pegang anak rasanya kok gemes. Mudah capek, karena ya memang selain tidur kurang, pikiran ini juga terbagi antara tugas sebagai istri, ibu, dan pekerja yang memaksa semuanya harus selesai tepat waktu. Meski sekarang sudah mulai terasa jauh lebih baik karena sebentar lagi anak semata wayangku memasuki dunia si empat tahun. Rasanya senang karena ia sudah jauh lebih mandiri, sudah nggak dikit-dikit teriak manggil ibunya karena beberapa pekerjaan sudah mampu ia lakukan sendiri. Walaupun kadang sedih karena kok secepat ini ya waktu berlalu. Hah, cepat ???? seribu hari belakangan ini bukannya dipenuhi masa nada bicara naik 2 oktaf? Terlebih setelah usia 2+ rasanya tanggung jawabku tak hanya soal menemaninya bermain. Ada tugas khusus yang aku sadari menjadi amanahku sebagai orang tua. Mulai dari mengenalkan tentang ibadah (sholat, mengaji

Thank You BPN 30 Day Ramadan Blog Challenge

Gambar
  Ahhhhh, finally this is the last day !! Yapp, menggenapi 30 hari menulis bersama BPN 30 Day Ramadan Blog Challenge tema bebas kali ini aku mau mengucapkan banyak terima kasih sama blogger perempuan. Kenapa? Karena kontes menulis ini membuatku produktif selama bulan Ramadan. Gimana enggak, selama 30 hari penuh kami para peserta diwajibkan menulis blog minimal 100 kata, judulnya sudah disiapkan dari pihak blogger perempuan dengan tema yang uhhh, cukup memeras pikiran untuk menuangkannya dalam rangkaian kata. Awalnya ragu apakah akan mengambil kesempatan ini? mengingat beberapa kali menulis 30 hari aku terhenti di tengah-tengah. Entah karena kehabisan ide, tiba-tiba malas menulis (terutama jika tulisanku nggak dilirik), atau ya karena kesibukan jadinya nggak sempat menulis. Biasanya, tulisan yang tertunda berujung mangkrak, berdebu, ada sarang laba-labanya, akhirnya masuk ke trash bin. Eh tapi kok ini enggak ya? nyatanya aku berhasil lho menuntaskan 30 hari menulis bersama blogger pere

Lebaran Minim Drama Tanpa ART

Gambar
  Lebaran mudik nggak? Yang pakai ART gimana? ARTnya mudik nggak? Wah . . Kebetulan mami kian udah sejak tahun baru kemarin nggak pakai bantuan asisten rumah tangga (ART) lagi. Alasannya sederhana, qodarullah Januari silam suamiku terpapar Covid 19 dan akhirnya sejak saat itu aku memutuskan untuk lebih selektif mengizinkan orang lain keluar masuk rumah. Ya memang terpaparnya bukan karena ART yang pulang pergi setiap hari, tapi karena satu dan lain hal, akhirnya keputusan ini dibuat. Berat sekali rasanya, terlebih ART (aku memanggil beliau bibi, sebutan untuk wanita yang lebih tua di kampung kami). Kebetulan bibi juga sudah berusia cukup tua, sekitar 50-60 tahun, meski fisiknya nggak tua-tua banget. Awalnya aku hire beliau untuk bantu rewang anakku saat aku kerja, sayangnya bibi nggak bisa ngikutin anakku dengan gesit, maklum karena sudah berumur jadi kerjanya memang slow but sure. Wacana mau memberhentikan beliau sebetulnya sudah terlintas sejak lama, tapi selalu aku urungkan mengingat

Lebaran Selalu Meninggalkan Kesan

Gambar
Minal Aidin wal Fa'idzin Mohon Maaf Lahir dan Batin Alhamdulillah, kita mencapai hari kemenangan di tahun ini, Allah sampaikan umur kita semua pada hari nan fitri, berkumpul lagi bersama keluarga tercinta. Meski pandemi masih melanda, tak menyurutkan haru dalam diri saat sungkem pada tetua. Lebaran akan tetap selalu di nanti karena jadi hari yang paling membahagiakan bagi umat muslim di dunia. Pun dengan aku, meskipun lebaran hanya dirumah saja. Tak pernah sekalipun selama hidupku jalan-jalan ke tempat wisata saat lebaran, paling jauh kerumah saudara yang jaraknya 50 Km dari rumah. Sekarang saat sudah hampir lima tahun membina rumah tangga, ada satu tanggung jawab khusus yang menjadi ritual tambahan saat lebaran, yaitu sungkem ke rumah mertua bersama keluargaku. Jika ditanya lebaran mana yang paling berkesan? semuanya berkesan, karena setiap tahun menawarkan cerita yang berbeda. Setiap tahun menghadirkan bahagia yang berbeda. Sejujurnya semua hari raya yang aku lewati berkesan kare

Kue Lebaran ? Ini Favoritku

Gambar
  Selamat lebaran untuk semuanya yang merayakan. Mohon maaf lahir dan batin yaaa. Gimana persiapan lebaran? Udah mulai nyicil kue apa di meja? Kalau aku, tahun ini nggak beli kue, rencananya masih belum open house seperti sebelum-sebelumnya. Ndilalah (kata orang Jawa : kebetulan) banyak yang kasih kue lebaran, Alhamdulillah. Pertama dikasih atasan kantor nastar, lalu dapet dari bingkisan lebaran kantor suami kastengel dan kue lidah kucing, lalu dikirimi tetangga coco crunch chocolate dan semprong coklat. Walah, wes lengkap untuk kami keluarga kecil yang nggak berencana menerima tamu. Tapi sejujurnya aku sukaaaaakk banget sama tiga kue khas lebaran ini. Aku bilang khas karena aku makannya hanya saat momen lebaran saja. Tiga kue istimewa itu adalah : Nastar Ahh, ini sih kue sejuta umat yang semua orang nggak akan nolak. Udah nggak diragukan lagi. Paduan cookies yang renyah dan lembut dengan isian manis selai nanas di dalamnya bikin lidah nggak mungkin cuma ngicip satu biji. Aku pribadi b

Tunggu Bedug Magrib Dirumah Aja, Lebih Aman di Masa Pandemi

Gambar
  Siapa yang males banget keluar rumah semenjak pandemi melanda Indonesia setahun belakangan ini? aku banget deh. Terlebih di Ramadan kedua saat pandemi aku mengurungkan diri untuk berburu takjil, cari-cari yang manis di luar sana, antri sesak, sementara yang lain nggak semuanya patuh pada protokol kesehatan. Kadang gemes pengen tegur, tapi apalah aku. Jadi selama Ramadan tahun ini aku lebih banyak menghabiskan waktu dirumah bersama keluarga saat menanti adzan magrib berkumandang. Lebih banyak menghabiskan keringat di dapur untuk membuat sendiri hidangan berbuka, ala kadarnya. Terlebih sejak sebulan terakhir ini suami juga lebih sering pulang terlambat karena produksi di kantornya sedang meningkat, jadilah aku hanya berbuka bersama anak balitaku. Tapi justru aku jadi menikmati peranku sebagai ibu. Bagaimana tidak, aku jadi lebih serius mengenalkan Ramadan pada anakku, mulai dari apa saja yang kami siapkan beberapa waktu menjelang berbuka, ritual khusus seperti duduk manis di depan meja