Jogja, kota cantik yang selalu kurindukan

Yogyakarta, inilah kota cantik yang selalu kurindukan. Entah mengapa, namun berkali-kali ditanya "liburan mau kemana?" jawabnya selalu "Yogyakarta". Seperti memiliki daya tarik yang sangat kuat, saya selalu mampir ke Jogja setiap kali pulang kampung. Kampung halaman saya di Purworejo, sekitar satu jam menuju Jogja menggunakan kereta Prambanan Ekspres dari Stasiun Kutoarjo. Kali ini saya dan teman saya berkesempatan mengunjungi kota cantik ini untuk liburan yang kesekian kalinya, liburan kali ini tidak berlangsung lama, hanya one day mini trip, karena kesibukan yang tak dapat kami tinggalkan.

Harga tiket Prameks Kutoarjo-Yogyakarta

Fasilitas didalam kereta, kursi nyaman, bersih, tidak ada pedagang, dan full AC


Kisah liburan kali ini dengan senang hati saya bagikan bagi penggemar traveling, atau yang hobi jalan-jalan mengunjungi tempat-tempat indah dan bersejarah di Jawa Tengah, mari kunjungi Jawa Tengah-mu dan nikmati kekayaan alam dan tradisi didalamnya. Tulisan ini mendukung program lomba utama blog visit Jawa Tengah dalam rangka hari jadi Provinsi Jawa Tengah yang ke-65. Selamat hari jadi untuk Jawa Tengah yang ke-65. Jaya terus dan semakin maju kebudayaan dan pariwisata Jawa Tengah.




Masih sangat kurang rasanya, satu hari saja belum cukup untuk mengelilingi Jogja dengan pantainya yang indah, pegunungannya yang luar biasa keren, goa-goa yang penuh sejarah, dan masih banyak lagi tempat wisatanya. Akan tetapi kami tak berkecil hati, kami mengunjungi beberapa tempat wisata yang tak jauh dari Stasiun Tugu Yogyakarta, yang dapat ditempuh hanya dengan berjalan kaki. Berikut diantaranya:

#1 - Stasiun Tugu Jogjakarta

Entah mengapa, saya jatuh cinta banget pada stasiun ini, penuh kenangan (padahal saya bukan alumni universitas di Jogja ataupun pernah tinggal di Jogja). Stasiunnya tertata rapi, bersih, dan pastinya keren lah yaaaa..ruang tunggunya Njogjakarta banget :) semakin kesini semakin bagus, tertib dan Insya Allah aman. Kaya gini niih..


Narsis dikit jam 7.30 pagi sudah standby di Jogja (saking kangennya) hihi..


Lampu gantung di ruang tunggu, terasa begitu mewah tanpa meninggalkan kesan tradisionalnya

Gimanaaaa..? keren banget kan..selanjutnya keluar stasiun, tampak masih seperti dulu kala..kaya begini gan :

Main building of Stasiun Tugu Jogja

Keren ya gals gedungnya putih bersih, dengan beberapa aksen oranye disudutnya. Acara selanjutnya adalah sarapan, padahal udah sarapan dari rumah kakek, tapi masa gak sarapan di Jogja..? wajib donk!

Akhirnya aku manut bae sama titah kangmasku, yap !! berhubung dia alumni UGM, jadi tau banyak tentang jogja dan kulinernya. Langsung cuss ke soto ayam kesukaannya, ceritanya mau nostalgia. Yoweslah kita menyusuri jalan samping Stasiun Tugu buat nemuin (lagi) si pejual soto ayam langganan. Lupa-lupa inget ternyata, akhirnya kami menemukan penjual soto (entah benar yang ini atau bukan, lokasinya di depan Hotel NEO, tapi let's see lah yaa...)

Ngantrinya gaaan, didalem lagi ada segerombolan siswa2 yang sedang studytour juga, satu kedai dipenuhi mereka, akhirnya karena mamas keukeuh bgt pgn makan soto ini yaudah kita nungguin sampe ada tempat kosong.. Maaf gak sempet take a pic for the Soto Ayam, berhubung tempatnya kurang terang dan "riweuh bgt" banyak orang. 

Kami nungguin didepan toko sebelah penjual soto ayam


#2 - Benteng Vrederburg, Jogja


Destinasi pertama yaitu benteng Vrederburg. Rutenya gampang, kami hanya berjalan kaki, lurus saja dari main gate stasiun Tugu. Yaaaaa +/- 1 Km. Pokoknya menyusuri pusat perbelanjaan MALIOBORO, the greatest traditional market which i love to visit. Jalan kaki saja sampai ujung Malioboro, kemudian masih lurus sedikit lagi hingga ketemu Istana Kepresidenan Yogyakarta, lokasinya berhadapan.


Sayang kami tidak sempat masuk kedalam, berhubung hanya mini trip dan nguber waktu (hari Jum'at pulaaa..), dan berhubung itenerary sudah ditetapkan, jadi kita cuma bergaya di gerbang masuknya saja. Hihi, sebagai referensi, HTM benteng ini Rp. 5000/orang, cukup terjangkau kan?

Vrederburg Port, Jogja


#3 - Istana Kepresidenan Yogyakarta

Puas berfoto-foto di benteng, selanjutnya kita cukup "menyebrang jalan" saja buat sampai ke main building Istana Kepresidenan Yogyakarta. Yang terlihat dari pinggir jalan hanya gedung utama, yaaaa mirip dengan Istana Kepresidenan yang ada di Bogor maupun di Jakarta. Tidak sembarang orang boleh masuk, tapi kalo selfie diluar gerbang masih boleh kok, hehe.


Me, in front of the Istana Kepresidenan Yogyakarta
Lanjut jalan kaki lagi gaann (being pedestrian was so fun, besides healthy). Oh yaaa, di dekat dua tempat ini ada squirrel yang narsis banget dipojokan, dan kita juga ikutan narsis jadinya (hehehe). Kurang tahu apa filosofinya tupai ini ada disini, tetapi yang jelas tupai ini mengingatkanku pada ICE AGE !! yeeeaahh, film seri yang membahas tentang global warming.


Ooops, the cute, funny, and adorable squirrel was behind us !!
Lucuu kaaaaann (tupainya) heehee. Mungkin ini "wishing squirrel statue" kali yaa, tangan tupainya seperti ketika seseorang hendak berharap sesuatu, dan matanya seperti penuh binar pengharapan. Yahhh terlepas daripada itu kami pun punya harapan yang sama, semoga kita semua diberikan yang paling baik menurut Tuhan Yang Maha Esa.

Cussss broooh..jalan kaki [lagiii..kesekian langkah lagi]. Kali ini tujuan kami ke titik NOL kilometer-nya Njogjaaa. Lumayan tidak jauh, sekitar 200-300m dari tupai lucu ini :)


#4 - Titik Nol Kilometer Yogyakarta


Nol Kilometer Yogyakarta' sign

We've been here guys..the center spot of JogjaTugu (bukan tugu sih, lebih tepatnya tiang penunjuk jalan) ini sebagai saksi kalo disinilah titik nol Km Jogja.

Sayangnya disini belum dibuat semacam monumen atau statue yang khusus show that this is the zero kilometer of Jogja. Semogaaaa nantinya akan segera dibuat yaaa. Semoga saat saya mampir ketempat yang sama, di lain waktu, saya bisa berpose lebih kece bersama monumen nol Km Jogja. Berikut pose-pose kece di setiap spot cantik di sekitaran 0Km Jogja..

Spot utama di titik nol kilometer #1 (gedung bank BNI Nol Kilometer)


Spot utama di titik nol kilometer #2 (gedung kantor POS Nol Kilometer)
Spot utama di titik nol kilometer #3 (patung tiga gajah Nol Kilometer)
Spot utama di titik nol kilometer #4 (Monumen Serangan Umum 1 Maret '49)
Spot utama di titik nol kilometer #5 (The Telephone Box {read: big mirror} Jogja)
Spot utama di titik nol kilometer #6 (Simpangan BNI 0 Km)


Spot utama di titik nol kilometer #7 (Depan Gedung Bank Indonesia)

Haduuuhh gaaals..pokonya banyak sekali spot buat ambil gambar kece disini, dan serunya, itu masih dalam satu area, cuma geserin kaki beberapa langkah saja. Gak bayar, ini FREE..! keren kaaaan??? tapi jangan lupa membawa :
1. camera HP + tongsis (tongkat narsis), atau
2. DSLR camera + tripod, atau
3. pocket camera.


#5 - Taman Pintar Yogyakarta


Nahh, cuss abis puas foto-foto di nol Km, kita berjalan kaki lagi kearah kiri (kalau kita menghadap ke arah kantor POS 0Km). Jaraknya sekitar 200-300m, yahh kalo jalannya sambil ngobrol sama sekali tidak kerasa, tiba-tiba sudah sampai !!

Taman Pintar Jogja (captured when i wasn't ready to pose yet..huuu)

Inilah dia objek wisata taman pintar, kalau di Jakarta semacam PPIPTEK Taman Mini Indonesia Indah kali yaaa. Ada berbagai wahana pintar disini, untuk beberapa kalangan usia juga.

Harga tiketnya cukup terjangkau, yaitu Rp. 18.000/orang dewasa dan Rp. 10.000/orang untuk anak-anak, tiket berlaku saat tulisan ini dibuat, Juni 2015 ya, *harga tiket berubah sewaktu-waktu. Dan lagi, berhubung kami diburu sama waktu (karna mau Jum'atan dan shopping di Malioboro), maka kami hanya bisa mengabadikan moment kece di area luar saja, lain waktu kami akan masuk dan menjelajah seluruh wahana di Taman Pintar *noted.


Welcome fountain of Taman Pintar
Take groufie beside the big pot of Taman pintar
Goong Perdamaian, didalamnya tertanam tanah dari 33 provinsi di Indonesia
One of the finger stamp monument, president of Indonesia
The smart catrols trial, salah satu wahana pintar disini
One of the chemical bonds, H = hydrogen (dipol-dipol..hihii, ingat pelajaran SMA..?)

Gimana guys..? recommended banget lah pokoknya tempat ini. Ini baru area luar yang FREE aja, kalo masuk ke wahananya pasti bisa tambah ilmu pengetahuan dan makin pinter, makin kece pastinya :D


#6 - Malioboro


Malioboro, yaa! pasar tradisional yang meski sudah puluhan kali kesini, saya tak akan pernah bosan. Barang yang dijual pun masih sama, seputar kaos khas Jogja, souvenir Jogja seperti gantungan kunci, pulpen, kalung, dan tas anyaman khas Jogja. Para pedagang mulai bersiap menjajakan barang dagangannya sekitar jam 7 atau 8 pagi. Pengunjung bebas memilih dan menawar barang yang akan dibeli. Disini tidak hanya satu penjual untuk satu jenis barang, seringkali kita temukan penjual barang yang sama bersebelahan.

Sayang sekali, karena keasyikkan berburu barang-barang khas Jogja, kami tak sempat mengabadikan moment pilih-pilih, tawar menawar, menjinjing plastik belanjaan di tangan kanan dan kiri, dan masih banyak lagi. Hanya foto kece ini yang kami punya, foto ini diambil saat saya sedang asyik memilih kaos-kaos untuk oleh-oleh keluarga dan kerabat di salah satu Toko di kawasan malioboro. Here we go..


Memilih kaos khas Jogja untuk oleh-oleh

Tepat pukul 14.30 kami dengan terpaksa harus meninggalkan Malioboro, kereta kami akan segera berangkat. Sedih sekali, rasanya baru beberapa menit yang lalu kami berada di Jogja, tapi kini kami harus pulang.  

Maaaasih baaaaaanyaaak sekali tempat yang harus di explore dari Jogja kesayangan ini, dan Mamas janji mau mengajakku ke MONJALI (Monumen Jogja Kembali) suatu hari nanti, tapi best viewnya dikala malam, jadi kapan-kapan harus kembali lagi kesini di waktu malam. Masih ada gunung dan pantai yang wuajibs dikunjungi. Lain kali waktu liburannya akan diperpanjang dan dikhususkan untuk Jogja. Uhuy..

Untuk sobat yang sedang akan melakukan wisata ke Jawa Tengah, silahkan mampir dan menjelajah Kota Yogyakarta, kota cantik penuh sejarah. Saya bangga dan bahagia dapat mengunjungi Jawa Tengah, khususnya Yogyakarta. See you soon Jogja, never ending Asia.


note:
all pictures were original, model by Devi and Yogo, taken by pocket camera.

Warm Regards,
DeviGo

Komentar

noerazhka mengatakan…
kak, Yogya kan bukan Jawa Tengah .. :(

Postingan populer dari blog ini

Pizza Merakyat, the one and only Pizza in Purworejo

Sejarah Budaya Lomba 17-Agustus-an dan Pelestariannya Untuk Anak Generasi Pandemi

Pengalaman Pertama Masak Praktis Bersama Halofudi