5 Buku Favorit bagi Aku yang Tak Gemar Membaca

 



Tema kali ini cukup *fiyuhhhh, jujur aku harus memeras otak banget karena aku lupa sudah pernah baca buku apa saja. Meski aku gemar menulis dan mendongeng, tapi aku kurang suka membaca (untuk pribadi). Berawal dari masa kecilku yang nyaris tak pernah memiliki buku, membuatku jauh dari hobi membaca. Jangankan hobi, niat beli buku pun tak pernah kurasa, haha. Tapi bukan aku kalau nggak suka nyemplung dalam tantangan. Jadi, mari kita lihat buku apa yang pernah aku baca, dan membuatku tertarik untuk mulai membaca :



Harry Potter 

Satu-satunya buku paling tebal yang sanggup aku habiskan. Mungkin dalam 2-3 hari aja kelar. Sungguh pencapaian luar biasa buat aku yang baca komik aja ngantuk. Aku larut dalam ceritanya dari buku 1-7, terbawa emosi setiap tokohnya, berasa ikut dalam dunia sihir di Hogwarts. Ah, kangen baca buku ini lagi. Dulu aku cari teman yang mau meminjamkan buku terlaris ini. 


Sumber : wikipedia


Dari buku 1-7 aku paling suka buku ke lima, sungguh mengoyak rasa empati yang paling dalam saat Sirius Black harus mati. Pertempuran yang cukup melelahkan membuatku juga sedikit lelah saat membaca. Bukan lelah karena bukunya tebal, melainkan lelah karena hanyut dalam cerita. Membayangkan Harry Potter yang tak pernah mengenal orang tuanya, lalu belasan tahun hidup bersama paman dan bibinya yang sama sekali tak mengharapkannya. Saat tingkat tiga ia mulai menemui satu per satu sahabat orang tuanya yang membuatnya merasa sangat dicintai.


Bellatrix Lestrange

Cerita bahagia ini tak bertahan lama tatkala di buku ke lima ia harus kehilangan Sirius Black, yang dibunuh oleh salah satu pelahap maut. Ahh wanita itu, aku kesal sekali melihatnya. Bellatix Lestrange, sungguh ia berhasil memerankan tokoh paling kejam di cerita ke lima ini. Saking berhasilnya, aku sampai tak bisa tidur memikirkan kenapa jalan ceritanya begitu sadis. Ya inilah sedikit cuplikan kisah Harry Potter and The Order of Phoenix.



Buat Apa Sedekah?


Buku tentang sedekah, disajikan dalam bentu komik yang menarik. Bagi aku yang nggak begitu gemar membaca sajian komik akan lebih menarik untuk dibaca, dan dipahami jalan ceritanya. Ditulis oleh Evi Dona dengan penasehat cerita : Ustadz  Sigit Yulianta, di distribusikan oleh Mizanstore.





Buku ini berisi banyak nasihat, khususnya tentang sedekah sebagai wujud syukur kita atas nikmat Allah SWT. Salah satu cuplikan naskahnya :


"Pada setiap ruas tulang seseorang di antara kalian pada setiap pagi ada kewajiban sedekah" Hadist Abu Dzar RA


Nasihat yang tertulis dalam jalan ceritanya adalah sedekah bagian dari wujud syukur kita atas nikamy dan karunia Allah AWT. Kalau kita tidak punya harta untuk disedekahkan bagaimana? sedekah bukan hanya dalam bentuk harta, bisa jasa dengan menolong orang yang kesulitan dengan ikhlas mengharap ridho Allah, atau yang paling mudah, tersenyumlah, membahagiakan orang yang melihatnya. Jangan pernah khawatir akan sedekah karena rejeki kita tidak akan berkurang, malah bertambah. Allah tidak menggantinya melulu dengan uang, melainkan bisa dengan keselamatan kita di dunia akhirat, bisa juga tiba-tiba dapat kiriman makanan dari sanak saudara atau tetangga, bisa juga diberikan nikmat sehat dan panjang umur, dan sebagainya.

Salah satu jalan cerita (yang mungkin juga jadi tausiyah bagi kita semua) adalah saat ada seorang tukang asah pisau yang bertanya "bagaimana caranya saya bisa sedekah jika penghasilan saya dalam sehari belum tentu cukup untuk menghidupi kami". Kemudian di jawab oleh pak ustadz

"bersedekah tidak semata-mata dalam bentuk uang, kita menyingkirkan gangguan di jalan seperti paku, duri, atau benda yang membahayakan saja itu termasuk sedekah. Perlu diketahui bahwa setiap anggota badan manusia membutuhkan sedekah setiap harinya, jika Allah menghendaki, Dia bisa membuat tulang tidak bisa bergerak sehingga tidak mampu menjalankan fungsi tubuh dalam pekerjaan sehar-hari.

Masya Allah tabarakallah, dan banyak lagi nasihat yang bisa kita ambil hikmahnya dalam buku ini. Semoga kita semua tidak lalai dalam sedekah. Amin.


Ensiklopedia 

Ini buku anak, iya buku untuk anak usia 3+ tapi ilmunya bisa untuk semua kalangan. Aku bukan orang yang gemar membaca, tapi karena ingin anakku melek literasi, aku berusaha menyukai dunia read aloud. Bagaimana caranya menjadi pendongeng yang baik? kita harus kuasai apa yang akan kita ceritakan. Jadi sebelum buku-buku ensiklopedia ini masuk dalam pengetahuan anakku, aku harus lebih paham dulu, aku harus baca juga sebelumnya.

Setelah setiap buku-buku ini aku baca, aku jadi nostalgia betapa masa kecilku tak pernah ada buku bagus dan mudah dipahami seperti ensiklopedia terbitan Bhuana Ilmu Populer (BIP) kelompok dari Gramedia. Buku ini disusun sesuai rentang usia pembacanya, konsepnya sangat menarik, tentu saja banyak gambar daripada narasinya, dan warnanya yang mencolok membuat siapapun tertarik untuk membacanya.



Sejak usia 18 bulan aku mulai mengenalkan ensiklopedia pertamaku pada Kian. Buku ini isinya tentang perkenalan apa yang boleh dan tidak boleh dari lingkungan sekitar kita. Anak-anak tidak bisa hanya mendengar cerita tanpa visual yang konkrit, buku ini memfasilitasi keduanya, dengan bahasa yang ringan dan mudah dipahami. Koleksi judul ensiklopedia pertamaku diantaranya : hati-hati nak, sopan santun, tubuhku, mengenal angka, aktivitas sehari-hari, benda di sekitar, dan banyak lainnya.

Menginjak usia 3+ buku ensiklopedianya mulai berganti dari edisi pertamaku, ke tahap berikutnya. Ya, ensiklopedia cilik bisa mulai dikenali sejak anak usia 3 tahun, karena tingkat keingintahuannya sudah semakin besar dan jika kita terangkan sudah mulai bisa interaktif dua arah. Semakin sering kita kenali hal-hal baru disekitarnya, pengetahuannya akan semakin banyak, ditambah otak anak pada masa golden ages seperti spons yang menyerap semua yang ia lihat dan dengar. Judulnya juga banyak, diantaranya : kelahiran (favorit anakku), panca indera, mesin raksasa, padang rumput, hewan di hutan, laut, rumah sakit, pemadam kebakaran, hewan ternak, bahkan tentang masa prasejarah juga ada. Keren !

Selanjutnya adalah ensiklopedia junior, sepertinya bisa untuk rentang usia sekolah dasar karena pembahasannya mulai lebih kompleks. Untuk koleksi yang ini aku belum punya karena masih menyesuaikan usia anakku yang baru akan menginjak 4 tahun pada Juli nanti.



Rahasia Binatang

Buku untuk kalangan usia sekolah ini menarik di baca bagi kita para orang tua. Bagaimana tidak, buku terbitan PT. Elex Media Komputindo ini terjemahan dari bahasa aslinya, Korea. Isi bukunya tidak membosankan karena dikemas dalam bentuk komik science quiz. Kita bisa mengetahui banyak hal tentang binatang melalui buku ini, semuanya hal yang baru kita ketahui, ada dalam buku ini.



Kenapa kita (terutama orang tua dengan balita) perlu membaca buku ini? karena anak-anak memiliki rasa ingin tahu yang sangat tinggi, kritis pada hal kecil yang ada disekitarnya dengan ribuan pertanyaan "kenapa" setiap hari. Apakah orang tua sudah pasti bisa menjawabnya? bagiku belum tentu. Tidak semua hal kita ketahui apalagi kalau hal tersebut tidak relate dengan hidup kita, tapi tidak dengan dunia anak yang menjadikan semuanya penting untuk di ulik.

Sesuai judulya, buku ini membuka rahasia tentang binatang yang aku baru tahu setelah membaca. Salah satunya adalah cuplikan cerita di gambar ini :





Ibu dan sang Jagoan

Buku tentang parenting yang membahas perjalanan pola asuh spriritual antara seorang ibu dan anak laki-lakinya. Buku ini ditulis oleh Dian Noviyanti, seorang ibu lulusan Psikologi Universitas Islam Bandung yang berusaha menuangkan ilmunya dalam buku ini. Buku ini menarik dibaca karena isinya relate dengan kehidupanku sebagai ibu dengan satu anak laki-laki. Beberapa kali aku baca ulang di halaman-halaman yang mengingatkanku bahwa masa ini segera beranjak, kuatkan sabar dan ikhlas dalam membimbing seorang anak.

Menariknya lagi, buku ini mengajak kita dewasa menjadi orang tua. Iya, kita merasa sudah jadi orang dewasa bukan? tapi belum tentu dewasa dalam menghadapi si kecil. Kalimat ini sering juga saya dengar dari Bunda Elly Risman, seorang psikolog perempuan yang fokus pada parenting dan dunia anak. Buku ini adalah kemasan mini dari apa yang akan kita hadapi di kemudian hari, fase-fase kehidupan seorang anak dibahas tuntas.



Saya suka sekali bab 7, membahas tentang pentingnya kehadiran orang tua bagi anak, karena bagi anak kita (orang tua) adalah segalanya. Masa anak tak akan terulang, luangkanlah waktumu untuk membersamainya, jangan tunggu waktu luang. Bagaimana jika orang tua tak bisa bertatap dengan anak setiap hari? sungguh kita sudah dimudahkan oleh jaman. Ada panggilan telepon video yang menghubungkan kita dan anak sejauh apapun. Walaupun secara fisik anak tak merespon banyak hal, tapi secara mental ia menyimpan memori bahwa ia adalah anak yang dicintai kedua orang tuanya.

Bagian ini membuatku tersadar bahwa 24/7 mendampingi anak belum tentu memori kita hadir secara utuh dalam hati anak. Setidaknya 20 menit sehari siapkan waktu berkualitas tanpa distraksi urusan pekerjaan kantor, kerjaan rumah yang tak ada habisnya, masalah yang membelenggu setiap manusia, dan hal lain yang membuat hadirnya kita seperti tak hadir. Saya belajar banyak dari buku ini, tentang ibu muda dengan idealisnya, yang berusaha memperbaiki diri agar menjadi ibu yang menyenangkan bagi jagoanku.


                                                              

Selesai sudah pembahasan mengenai 5 buku favorit bagi aku yang nggak gemar membaca. Meski nggak gemar, bukan berarti anti membaca. Membaca tetap menjadi bagian penting dalam hidup karena literasi berkaitan dengan hubungan sosial kita di masyarakat. Terima kasih BPN 30 Day Ramadan Blog Challange yang telah menantangku menulis tentang buku. Jangan lupa kunjungi instagramku ya.


Selamat membaca.





Komentar

Inneke Meylina mengatakan…
Wah sama kaya aku deh. Kurang suka membaca tapi Harry Potter yang tebelnya kaya kamus habis dilalap juga hehe

Postingan populer dari blog ini

Pizza Merakyat, the one and only Pizza in Purworejo

Sejarah Budaya Lomba 17-Agustus-an dan Pelestariannya Untuk Anak Generasi Pandemi

Pengalaman Pertama Masak Praktis Bersama Halofudi