Libur? jangan cuma mager, yuk lakukan 3 kegiatan produktif ini

 

Bentar lagi libur hari raya, eh ada jatah libur nggak sih? ya mau hari raya atau nggak, tetap ada libur kan ya? paling tidak satu minggu sekali, entah di hari minggu atau hari lainnya sesuai jadwal libur kerja. Hari libur memang enaknya leyeh-leyeh ya, kaya balas dendam selama seminggu kita bekerja. Mager di akhir pekan sah-sah saja, tapi eits, yakin mau mager berlama-lama? kalau aku sih memilih tetap menjalani aktivitas yang membuatku merasa produktif sebagai seorang ibu atau istri. Apa saja? inilah 3 kegiatan produktif di waktu liburku mengangkat tema dari BPN 30 Day Ramadan Blog Challange hari ini :


Bermain bersama anak sepanjang hari

Siapa yang waktu bermain bersama anak mulai terbatas? nggak lagi bisa 24/7 ? nggak lagi selalu sedia saat anak butuh ditemani baca buku? atau main kejar-kejaran? capek banget ya rasanya setelah seharian beraktivitas. Kadang aku jadi merasa "24 jam itu nggak cukup" berharap satu hari bisa terdiri dari 30 jam sehingga aku punya spare waktu lebih banyak sama keluarga, khususnya anakku.

sumber : id.pinterest.com


Aku punya anak laki-laki usia hampir 4 tahun, anaknya cukup talkactive. Artinya dia akan selalu melontarkan banyak pertanyaan atau pernyataan yang membuat kita "keep on focus" pada apa yang dia ceritakan. Kian anak yang periang dan selalu cerita apapun yang terjadi dalam hidupnya, padahal kadang kejadian itu aku saksikan sendiri, tapi ya itulah ciri anak yang suka berbicara. Dibilang senang, ya pasti senang. Aku tak perlu repot memvalidasi emosinya saat ia marah/sedih/kecewa karena ia pasti dengan suka hati menyampaikannya.

Tetapi karena kesibukan, kita juga ingin punya waktu untuk sendiri, hening, tak diganggu meski hanya suara "mami mami lihat deh..". Kadang merasa bersalah karena dia telah rela menungguku seharian bekerja tapi kenapa aku tak menyempatkan sedikit waktuku di malam hari untuknya. Sebagai permintaan maafku, aku selalu menyediakan waktuku di hari libur khusus untuknya. Seharian itu isinya hanya kelonan di kasur, bersenda gurau, godain dia sampai nangis, sayang-sayangan sampai bikin iri ayahnya.

Aku juga terus menstimulasi perkembangannya melalui kegiatan bermain yang diselipkan materi pembelajaran. Dengan cara ini aku merasa bondingku terus terjaga meski kadang kami tak selalu bersama. Kian juga sedang proses terapi sensori, jadi beberapa mainannya aku sisipkan material sensori play untuk menunjang proses terapinya.  Berikut adalah beberapa kegiatan asyik yang membuat anak nggak bosan belajar, selengkapnya bisa melipir ke instagramku  ya.





Bebenah seisi rumah

Aku dan suami sepakat untuk tidak lagi menggunakan jasa asisten rumah tangga sejak awal Januari lalu. Alasannya sederhana, karena pandemi yang tak kunjung usai, aku sedikit kawatir dengan adanya orang luar yang keluar masuk rumah, kebetulan asistenku pulang pergi setiap harinya. Dengan alasan itu akhirnya kami sepakat membagi pekerjaan domestik bersama. 

Rasanya nggak kuat kalau setelah seharian bekerja, aku masih harus rapi-rapi rumah. Jadi kami mensiasati dengan melakukan seluruh pekerjaan rumah khususnya sapu-pel setiap minggu malam. Alasan sederhana ini bertujuan agar waktu kami dengan anak tetap berkualitas dan kami juga bisa beristirahat dengan cukup.

sumber : id.pinterest.com


Jadi agenda di minggu malam adalah nyapu seisi rumah, termasuk didalamnya ngelap-ngelap meja, kaca, apapun yang berdebu, lanjut ngepel. Eits ini dilakukan oleh pak suami lho, sedangkan istrinya setrika baju segunung, lanjut nyuci piring, dan food preparation buat tiga hari kedepan, kaya ngiris-ngiris bawang, racik sayur, dll. Pekerjaan lain adalah hal kecil seperti mencuci sepatu, atau menjemur kasur saat matahari terik, membetulkan beberapa bagian rumah yang mulai bocor atau rusak, dan banyak hal lainnya yang bisa kita kerjakan saat ada waktu luang.

Hal ini ternyata membuat kami jadi saling paham kalau membina rumah tangga nggak hanya urusan di ranjang doang, melebihi hal itu kekompakan kami harus terus dipupuk sebagai contoh bagaimana anak melihat hal ini sebagai suatu kebiasaan. Bukan keterpaksaan.


Menjalani hobi yang tertunda

Bagi sebagian orang, hobi itu harus terus berjalan agar hidup jadi seimbang. Tidak bagi kami, karena 24/7 itu literally kurang. Ya bisa saja kalau mau dilakukan, tapi akan ada aktivitas lain yang dikorbankan. Jujur kalau ditanya hobi, kami (terutama aku) sepakat nggak tahu hobinya apa. Kami nggak punya sesuatu hal yang menjadi kewajiban saat isi waktu luang seperti bermusik, menggambar, naik gunung, sepedahan, berkebun atau hobi kekinian lainnya.

Lantas apa dong hobinya? kalau iseng ngoprek mobil apakah bisa dibilang hobi? kalau masak hidangan spesial di dapur apakah bisa dikatakan menjalani hobi? Weekend berarti saatnya kami menyelami me-time yang tertunda selama weekday. Artinya, suamiku berkutat dengan mobilnya, entah ganti oli, ganti kaca film, benerin ban, atau sekedar mencuci mobil dan bersih-bersih interior dalamnya membuat ia kembali semangat. Kegemarannya ini dibersamai oleh anak laki-laki kami yang juga selalu asyik kalau diajak bongkar mobil. Jadi judulnya sambil momong anak sambil me time.

Sementara anak anteng bersama bapaknya, aku juga nggak mau kalah. Aku buru-buru siapkan hidangan spesial yang artinya hanya akan disajikan pada saat weekend seperti soto ayam, bakso, atau hidangan ala menu rumah makan sunda. Berhubung proses masaknya yang nggak sebentar, nggak heran kalau menu ini cuma ada di weekend.


sumber : id.pinterest.com

Nah, masih mau mager di kala weekend? jangan sia-siakan waktumu karena hal produktif itu nggak melulu harus keluar rumah. Apalagi selama pandemi kita memiliki keterbatasan untuk beraktivitas di luar rumah. Andai pandemi sudah usai, kegiatan selama libur akan ditambah dengan mengunjungi orang tua atau sanak saudara lainnya dan jalan-jalan ke tempat yang kids friendly. Tapi selama masih harus banyak dirumah, ya mari kita manfaatkan waktu yang terbatas itu menjadi tetap berkualitas bersama orang-orang tersayang.

Terima kasih sudah membaca, monggo mampir ke instagramku ya, dan..


Jangan lupa bahagia ❤


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Pizza Merakyat, the one and only Pizza in Purworejo

Sejarah Budaya Lomba 17-Agustus-an dan Pelestariannya Untuk Anak Generasi Pandemi

Pengalaman Pertama Masak Praktis Bersama Halofudi