Menulis, Hobi Lama yang Selalu Terasa Baru

 



Aku rasa semua yang ikut BPN 30 Day Ramadan Blog Challange punya satu kesamaan denganku : hobi nulis. Hahaha, ya kan? ya mungkin genre menulisnya beda-beda, ada yang jago banget blogging, ada yang jago nulis cerpen, puisi, cerita anak, horor, antologi? wah banyak ya. Nah, tema hari ke 16 ini asyik banget, tentang hobi terbarumu (terbaruku).

Bagi aku, semua hal baru yang sedang aku geluti adalah hobi. Dan menulis akan selalu membuatku merasa new and fresh. Bagaimana tidak, di awal permulaan aku suka menulis, aku hanya bisa menulis dalam buku diary, lalu perlahan masuk ke dunia blog, dan beberapa bulan ini mulai rutin menggeluti penulisan buku antologi. Rasanya? semua punya tantangan sendiri, terutama menulis dengan tema yang ditentukan. 

Kompetisi blog misalnya, dengan tema tertentu, mengajak kita untuk kritis dalam menuangkan pikiran. Tak asal tulis, semua juga bisa kalau asal tulis. Langkah dalam menulis yang perlu diketahui diantaranya :


Sumber : id.pinterest.com


Menentukan tema, biasanya tema terkait dengan bagaimana passion kita dalam sebuah tulisan. Bisa tentang dunia kuliner, politik, parenting, atau hal lain yang sedang hangat diperbincangkan.

Tentukan judul yang singkat namun tetap menarik, karena apakah pembaca akan melanjutkan artikel hingga akhir bergantung dari menarik tidaknya sebuah judul.

Membuat konten yang orisinil dengan melakukan riset terlebih dahulu. Riset bisa dilakukan dengan membaca karya terdahulu, mewawancarai narasumber, atau berdasarkan pengalaman pribadi tanpa berlebihan.

Ciptakan perspektif baru dalam sebuah tulisan. Satu pokok keresahan bisa saja dibahas oleh banyak orang, tapi kita harus tahu bagaimana caranya konten yang kita sajikan lebih menarik dari yang lain. Tonjolkan ciri khas dari setiap informasi yang kita sajikan, bisa dengan pemaparan yang sederhana tapi detail, bermanfaat atau menginspirasi pembaca.

Sertakan gambar atau infografis. Dewasa ini marak sekali penggunaan infografis sebagai distribusi informasi yang menarik dibaca dan mudah dipahami. Pembaca akan cenderung mudah menerima bentuk infografis atau gambar daripada sekedar narasi.

Sebarkan tulisanmu di media sosial. Sebelumnya yakinlah bahwa apa yang kita tulis tidak mengandung unsur SARA atau menyudutkan suatu pihak.



Nah ternyata menulis itu tidak semudah menggerakkan jemari diatas keyboard ya, melainkan koordinasi antara mata, tangan, dan pikiran yang bersinergi membuat sebuah karya. Sepanjang aku menulis, setiap tulisan yang aku buat memiliki tantangannya masing-masing. Menulis buku antologi misalnya, meskipun diangkat dari kisah nyata tentang diri sendiri ataupun orang terdekat, aku tak bisa sembarang tulis tanpa unsur perizinan dari orang yang ku ceritakan. Setelah aku tulis pun aku meminta orang tersebut melalukan self proofreading agar apa yang aku tulis tidak berlebihan.


Kenapa aku bilang menulis sebagai hobi lama yang selalu terasa baru? karena aku selalu memberanikan diriku untuk naik ke jenjang berikutnya dalam menulis. Dari yang awalnya hanya blog berisi keseharian, aku beranikan diri ikut kompetisi. Saat mulai bosan, aku coba hal lain yang belum pernah aku geluti sebelumnya. Menulis buku antologi. Ternyata seru juga, seperti menulis diary versi advance, hahaha. Selepas ini, kalau sudah mulai terbiasa (baca : sedikit jenuh) aku akan coba menulis cerpen. Ya, cerpen, yang bagi sebagian orang mudah tapi buatku sedikit mengerikan. Aku kadang terpaku pada hasil akhirnya saja bukan jalan ceritanya. Beberapa kali diminta mereview cerpen teman, kok bagus yaaaa, kok dia kepikiran sih bikin jalan ceritanya semenegangkan itu, nggak ketebak, nah itu mimpiku berikutnya. Sebelum akhirnya aku akan memberanikan diri membuat buku solo impianku. Beberapa buku antologi sudah aku terbitkan bersama para pejuang tinta lainnya di agenda yang diselenggarakan oleh Nulisyuk.


Setiap jenis tulisan punya tips dan triknya sendiri, meski demikian jangan mudah puas atau bosan karena setiap hari selalu menawarkan cerita yang berbeda. Teruslah menulis sebagai latihan menuangkan isi pikiran dan emosi dengan cara yang baik. Menulis ternyata bisa menetralisir emosi dengan berlatih menuangkan isi hati dalam sebuah jurnal selama 3-5 kali sehari selama 15-20 menit, penelitian ini dipublikasikan oleh Cambridge University Press tahun 2018. Wow, keren banget kan, bahkan dengan menulis jurnal tentang kekesalan, kekecewaan, atau emosi lainnya bisa membantu mengurangi tekanan darah dalam tubuh. Artinya emosi perlahan akan stabil yang erat kaitannya dengan kesehatan mental kita juga. Sekali lagi, tulisannya tidak untuk di publikasi selama apa yang ditulis bersifat sarkasme.


Sumber : id.pinterest.com



Nah, jadi masih ragu buat mulai menulis? aku sudah merasakan manfaatnya sendiri lho.


Selamat menulis, jangan lupa mampir ke instagramku ya.
Kalau suka boleh follow aku ya, terima kasih.


Referensi :

http://www.pa-unaaha.go.id/opini/cara-menulis-konten-berkualitas-dan-menarik/70

https://literasinusantara.com/langkah-langkah-mudah-jadi-penulis-untuk-pemula/


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Pizza Merakyat, the one and only Pizza in Purworejo

Sejarah Budaya Lomba 17-Agustus-an dan Pelestariannya Untuk Anak Generasi Pandemi

Pengalaman Pertama Masak Praktis Bersama Halofudi