Barang yang Wajib Ada di Tas Sejak Pandemi


 




Pandemi di Indonesia sudah setahun lebih ya, kerasa nggak? Kerasa banget. Karena kemana-mana jadi ada barang tambahan baru yang wajib banget ikut kemanapun kita pergi. Tak lain adalah hand sanitizer dan masker ganti untuk menunjang upaya 3M yang kita lakukan untuk mencegah penyebaran corona.

Tapppiii, sebagai ibu aku punya 2 tas berbeda yang aku bawa setiap kali pergi, yaitu :


Tas Kerja

Tas backpack merk kipling yang dibeli waktu bazaar di kantor 5 tahun lalu, masih awet karena memang hanya dipakai saat kerja. Ukuran tasnya juga nggak besar tapi cukup muat banyak barang yang biasa aku butuhkan sehari-hari. Barang-barang itu adalah . .


Dompet dan handphone

wajib banget jangan sampai ketinggalan, isinya uang cash secukupnya, kartu identitas, dan e-money yang multifungsi sebagai alat pembayaran naik kereta commuter line, busway, angkot jaklingko, bayar tol, dsb. Beruntung banget di saat pandemi ini kita sudah mulai terbiasa dengan uang elektronik jadi nggak perlu sering pegang uang cash. Selain dompet ada handphone yang kalau sampai ketinggalan bisa berabe urusan dalam sehari, meski aku nggak sibuk-sibuk amat tapi HP penting buanget buat telpon kerumah ngecek anak udah makan apa belum, mau tidur siang apa enggak, atau sekedar scroll media sosial yang isinya gitu-gitu aja.


Perlengkapan 3M

Sejak pandemi jadi ada satu set tambahan barang bawaan yang wajib masuk tas. Awalnya sering lupa tapi lama-lama terbiasa. Aku selalu bawa hand sanitizer, masker ganti baik masker medis maupun masker kain (karena kita harus ganti masker 4 jam sekali kan dan aku gunakan masker 2 lapis dengan masker medis di bagian dalam dan masker kain diluarnya), tissue disinfektan untuk mengelap peralatan kantorku (kebetulan masih masuk selang-seling), dan plastik untuk tempat masker kain kotor. Lengkap bukan? awalnya ribet ya, pasti ada aja yang ketinggalan, tapi setelah dijalani ya ternyata hanya soal kebiasaan kok. Meski aku bawa hand sanitizer, aku memilih untuk cuci tangan dengan air mengalir jika tersedia.


Botol minum dan tempat bekel

Nah, minum ini penting karena kita harus pastikan tubuh tetap terhidrasi. Salah satu caranya dengan memastikan air minum tersedia di dekat kita. Terlebih aku yag hobinya berangkat kantor mepet waktu jadi harus lari-lari ngejar kereta, pasti haus banget kalo nggak minum. Tapi selama puasa botol ini dimuseumkan dulu dilemari rumah.

Tempat bekel juga sama pentingnya, aku biasa bawa 2 kotak makan berisi nasi dan lauknya. Satu untuk sarapan dan satu untuk makan siang. Ini ceritanya program mengencangkan ikat pinggang agar pengeluaran makan siang bisa dialihkan untuk kebutuhan lainnya, jalan-jalan diakhir pekan bersama keluarga misalnya. Karena setelah aku timbang-timbang, biaya yang kita keluarkan untuk makan siang sehari dipukul rata Rp 20.000, dikali jumlah hari kerja, nilai akumulasinya lumayan kan. Disamping membawa bekal dari rumah berarti memastikan apa yang kita makan terpercaya kebersihan dan kehalalannya.


Payung dan jas hujan

Sebagai warga Kota Hujan 2 barang ini wajib banget dibawa, mau lagi musin hujan atau kemarau, wajib ! karena Bogor nggak mengenal kemarau, yang sudah-sudah di siang hari terik, ehh menjelang sore hujan turun dengan derasnya. Aku bawa jas hujan juga karena aku pengguna setia ojek online dari stasiun ke rumah, alasannya karena lebih efisien waktu (di daerahku saat rush hour bisa macet cukup panjang, melelahkan dan menghabiskan waktu).


Kotak permen dan sebungkus obat-obatan

Permen jadi salah satu andalan saat ngantuk, bosan, atau nggak tahu aja mau ngapain. Aku selalu sedia permen aneka rasa di kota kecil yang seringnya habis duluan sama anakku (dia tahu di tasku ada permen). Ada juga obat-obatan, berisi obat maag, paracetamol, minyak angin, dan obat anti masuk angin yang aku simpan rapat dalam plastik klip ukuran 8x12 cm. Kecil, tapi lengkap.


Earphone dan kabel charger 

Terakhir adalah dua alat elektronik penunjang semangat di kantor, adalah earphone sebagai alat untuk mendengarkan lagu-lagu (kalau nggak lagi zoom meeting) dan kabel charger yang kadang dipinjam sana sini karena semua orang butuh men-charge handphonenya kembali.

         

 

Tas Pergi sama Anak

Lain pergi ngantor lain juga kalau pergi sama anak. Urusan pergi sama anak sudah pasti ya pergi sama ayahnya juga, karena kami paket komplit yang pergi satu pergi semua. Kebetulan anakku masih balita, dan kami berdua nggak tega me time sendiri jadi kemana-mana pasti tujuannya menyenangkan hati anak. Kata pepatah, orang tua akan senang jika melihat anaknya senang bukan? Nah, tas untuk pergi sama anak ini sedikit lebih besar karena isinya selain semua barang yang ada di tas kerjaku, juga ditambah beberapa barang lagi, yaitu :


Diapers dan baju ganti

Kebetulan anakku masih menggunakan diapers, jadi setiap pergi wajib bawa 1-2 diapers ganti dan handuk kecil, lengkap dengan sabun di botol mini, tak lupa baju salin karena anak-anak mudah berkeringat. Sudah naluri seorang ibu pasti bawa barang ini meski kadang nggak dipake, atau kadang hanya pergi ke supermarket dekat rumah, tapi apa salahnya jaga-jaga ya kan.


Mainan atau buku

Barang ini kadang dibawa kadang enggak, tergantung tujuan perginya. Biasanya kalau pergi dan harus menginap barang ini jadi senjata mengusir kebosanan. 


Snack ringan

Anak-anak itu lebih suka ngemil ya nggak sih? kadang udah jam makan tapi kita masih di jalan dan belum bisa melipir untuk makan siang/malam akhirnya keluarin camilan untuk ganjel perut. Kebetulan anakku hobi banget makan sayur, jadi setiap pergi pasti bawa brokoli dan wortel rebus, dicocol pakai saos tomat, enak banget kata anakku. Snack lainnya biasanya roti isi, wafer/biskuit, dan keripik kentang. Nggak cuma anaknya yang makan, ibunya juga ikutan, hehe.


Al Qur'an dan Iqro

Wajiiib banget bawa ini, biarpun kita sedang senang-senang, jangan lupa kewajiban pada Tuhan.



Nah, itulah barang-barang yang aku bawa kalau pergi, terima kasih BPN 30 Day Ramadan Blog Challange, jangan lupa mampir ke instagramku ya.








Komentar

Postingan populer dari blog ini

Pizza Merakyat, the one and only Pizza in Purworejo

Sejarah Budaya Lomba 17-Agustus-an dan Pelestariannya Untuk Anak Generasi Pandemi

Pengalaman Pertama Masak Praktis Bersama Halofudi